Program Jogja Istimewa Gelombang Ketiga : Menggali Budaya dan Tradisi di Yogyakarta


YOGYAKARTA – Program Jogja Istimewa (Jogist) gelombang ketiga yang diikuti oleh mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri dan mahasiswa BIPA pada Sabtu (16/11/2024) telah selesai dilaksanakan.  Program ini diselenggarakan oleh Kantor Pelatihan Budaya dan Bahasa UAJY untuk memperkenalkan budaya Yogyakarta kepada mahasiswa baru angkatan 2024. Pada kegiatan Jogist gelombang ketiga ini, mahasiswa bersama dengan dosen pendamping terbagi menjadi 11 kelas yang dilaksanakan di empat lokasi, yaitu Pangurakan, Among Beksa, Kamandungan, dan Kasatriyan.

Dalam kelas masing-masing, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang telah dibentuk beberapa hari sebelumnya. Kegiatan Jogist ini dilaksanakan pada pagi hari secara serentak di masing-masing lokasi. Sebagai pembukaan, dosen pendamping memberikan materi pembelajaran mengenai unggah-ungguh (tata krama atau sopan santun).  Pada sesi ini dosen menjelaskan tentang sikap sopan santun, tata susila, tata krama, dan etika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari menurut budaya Jawa.  

Pada sesi selanjutnya, peserta diajak untuk melanjutkan dengan praktik secara langsung yang dipandu oleh narasumber di masing-masing lokasi. Peserta yang berada di Pangurakan belajar mengenai Karawitan, berupa kesenian alat musik gamelan yang berselaraskan tangga nada pelog dan slendro. Mereka diberikan pemahaman tentang cara memainkan seni Karawitan yang memiliki karakteristik musik yang lembut dan pembawaan dengan penuh perasaan.

Mahasiswa di Among Beksa diperkenalkan dengan salah satu bentuk seni pertunjukan tari tradisional yang berasal dari Yogyakarta yaitu Joged Mataram. Seni tari Joged Mataram ini tidak hanya menekankan pada teknik dari gerakan tari saja, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis mendalam yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penjelasan narasumber, dipaparkan bahwa Joged mataram merupakan bagian penting dari pendidikan seni di Keraton Yogyakarta, dan sering kali juga dipentaskan dalam berbagai acara budaya.

Di Kamandungan yang terletak di kawasan Keraton Yogyakarta, peserta mendapatkan kesempatan untuk belajar mengenai pelestarian seni Wayang.  Seni Wayang menjadi bagian penting dari warisan budaya Yogyakarta. Sebagai generasi muda, mahasiswa diajak untuk terlibat dalam melestarikan seni Wayang, baik sebagai penonton maupun pelaku seni untuk menjaga identitas budaya Indonesia agar tetap hidup dan berkembang bagi generasi mendatang.

Peserta yang berada di Kasatriyan diberikan wawasan mengenai tata busana. Dalam budaya di Jawa, busana mencerminkan nilai-nilai estetika, simbolisme, dan status sosial mereka. Mahasiswa mendapatkan kesempatan praktik langsung dengan seni melipat pada penggunaan kain jarik dalam tata busana sebagai aspek penting yang mencerminkan keindahan dan keanggunan dalam budaya Jawa.

Melalui program Jogja Istimewa periode 2024/2025 ini, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) sebagai generasi muda diharapkan dapat semakin menyadari pentingnya budaya dan tradisi sebagai bagian dari identitas bangsa. Dengan mempelajari budaya seperti wayang kulit, batik, gamelan, serta seni tari, mereka dapat memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dan turut serta  berperan dalam menjaga, dan melestarikan cagar budaya serta tradisi yang ada di Yogyakarta.