YOGYAKARTA – Setelah sukses menyelenggarakan program Jogja Istimewa bagi mahasiswa baru Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Teknobiologi (FTb), dan Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) kembali mengadakan kegiatan serupa untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Teknik (FT) pada Sabtu (30/9/2024). Program ini dilaksanakan oleh Kantor Pelatihan Bahasa dan Budaya di lingkungan Keraton Yogyakarta, mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB.
Cuaca hujan deras pada pagi hari tidak menyurutkan semangat peserta program Jogja Istimewa gelombang ke-4 ini. Para mahasiswa tetap antusias menuju lokasi yang telah ditentukan, yaitu Pangurakan, Kamandungan, Kasatriyan, dan Among Beksa. Tidak hanya mahasiswa baru angkatan 2024, mahasiswa program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Program Jogja Istimewa gelombang ke-4 ini merupakan pelaksanaan terakhir dalam tahun akademik 2024/2025. Pada gelombang ini, mahasiswa FISIP dan FT dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tujuh kelas untuk mahasiswa FISIP, delapan kelas untuk mahasiswa FT, dan satu kelas khusus untuk mahasiswa BIPA. Kegiatan berlangsung di berbagai lokasi: Among Beksa untuk empat kelas, Pangurakan untuk satu kelas, Kamandungan untuk lima kelas, dan Kasatriyan untuk enam kelas.
Setibanya di lokasi, mahasiswa diminta untuk berkumpul bersama pendamping kelompok masing-masing sebelum menuju kelas pada pukul 08.00 WIB. Di kelas, mahasiswa menerima materi pembukaan tentang unggah-ungguh (tata krama Jawa) yang disampaikan oleh dosen pembimbing. Menariknya, beberapa dosen menyajikan materi dalam bentuk teka-teki silang, sehingga mahasiswa lebih aktif dan terlibat dalam mengenal tata krama khas Yogyakarta.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dan praktik bersama narasumber dari Keraton Yogyakarta sesuai lokasi kelas masing-masing. Mahasiswa yang berada di Among Beksa mempelajari Joged Mataram, di Pangurakan mempelajari Karawitan, di Kamandungan mempelajari Ketapel, Pedalangan, dan Jemparingan, serta di Kasatriyan mempelajari Membatik, Lebdaswara, dan Tata Busana.
Mahasiswa tampak antusias selama sesi praktik karena tidak hanya menerima teori, tetapi juga mempraktikkan materi yang dipelajari. Salah satu contoh menarik adalah kelas Tata Busana di Kasatriyan, di mana mahasiswa diajarkan cara membuat wiru pada kain jarik. Setelah itu, mereka mencoba mengenakan kain jarik sebagai bagian dari busana adat Yogyakarta, sekaligus mempraktikkan cara berjalan sesuai tata krama Jawa. Dalam budaya Jawa, cara berjalan memiliki aturan tertentu, seperti langkah yang berbeda ketika melewati orang lain.
Selain belajar, mahasiswa juga mengabadikan pengalaman mereka dalam bentuk foto dan video yang akan digunakan untuk tugas pembuatan video. Bagi mahasiswa yang berkesempatan belajar di area Keraton, mereka juga mengabadikan momen ketika menjelajahi lingkungan Keraton Yogyakarta.
Program Jogja Istimewa menjadi pengalaman berkesan bagi mahasiswa baru, khususnya mereka yang berasal dari luar Yogyakarta. Dengan selesainya program ini, diharapkan mahasiswa dapat lebih cepat beradaptasi dengan budaya dan tata krama Yogyakarta, tempat mereka akan tinggal selama menempuh studi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.